Alasan Presiden Jokowi gencar bangun infrastruktur


Presiden Joko Widodo membeberkan alasan getol membangun infrastruktur selama masa pemerintahannya sejauh ini. Menurut Jokowi, pembangunan infrastruktur yang lambat malah semakin menambah besar biaya dikeluarkan dalam upaya memeratakan perekonomian.
"Kalau ditanya ke saya, kenapa mau bangun cepat timbal balik di Jawa, ekonomi cepeat, politik juga, saya katakan tidak. 3 tahun lalu saya ke Wamena, saya tanya berapa harga bensin, rakyat mengatakan Rp 60 ribu. Kadang kalau cuaca enggak baik jadi Rp 100 ribu. Di Jawa 6.450. Saat itu juga saya perintahkan, saya mau bensin di sini harganya sama di Jawa," kata Jokowi saat memberikan pidato di acara HUT ke-6 dan Rakernas ke-IV Partai NasDem di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (15/11).
Menurut Jokowi, Indonesia akan kalah bersaing dengan negara lain jika infrastruktur tak dibangun dengan cepat. Terlebih, Indonesia terdiri atas ribuan pulau sehingga infrastruktur perlu terkoneksi dengan baik.
"Saya tanya Dubes Singapura, 4 suku. Indonesia 714. Saya tanya Presiden Afghanistan, berapa suku, 7. Indonesia 714. Ini negara besar. Kita punya potensi besar. Kita harus menyadari, kita ditinggalkan tetangga kita, Singapura. Kita ditinggal Malaysia, kita ditinggal Vietnam, kita kalah. Kalau kita tidak cepat lari, berubah, etos kerja, produktivitas, ini yang sering saya diskusikan dengan Bang Surya Paloh," kata Jokowi.
Jokowi meyakini pembangunan infrastruktur pemerataan ekonomi perlahan dapat dilakukan. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur menjadi fokusnya selama ini menjalankan roda pemerintahan.
"Etos kerja, produktivitas, kedisiplinan nasional. Ini harus kita bangun kembali untuk jadi negara besar, kuat, maju dengan gerakan perubahan. Pola pikir, etos kerja, produktif. Kenapa bangun infrastruktur? ini fundamental, pondasi. Kenapa tol Sumatera, trans Papua, pelabuhan Kuala Tanjung, Makassar newport, kenapa? untuk memenangkan persaingan, kompetisi bukan lain-lain," kata Jokowi.
Share:

Recent Posts